Bantuannya dapat disalurkan melalui :
BRI No. Rekening : 3813-01-007742-53-6 a.n. Pesantren Al-Imam Ashim
BRI No. Rekening : 3813-01-007742-53-6 a.n. Pesantren Al-Imam Ashim
Selasa, 01 Maret 2011
16.57
Muhammad Idham
No comments
16.53
Muhammad Idham
No comments
Perencanaan pembangunan
00.40
Muhammad Idham
1 comment
Kesungguhan Mewujudkan sebuat cita-cita adalah modal berharga dan utama dalam hidup ini, apalagi bila cita-cita itu mulia dan semata-mata hanya karena kecintaan pada kekasih hati Allah Subhanahu wata'ala.... Inilah Cita-cita mulia itu.... "mempersembahkan KERAJAAN para Hafidh Hafidhah sebagai salah satu ikon pencitraan positif Kota Makassar pada khususnya dan Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya".... Semoga Allah SWT meridhai.... Amien....
PROPOSAL PEMBANGUNAN MADRASAH TAHFIDZIL QUR'AN YAYASAN AL IMAM ASHIM
00.16
Muhammad Idham
No comments
Nomor : Makassar, 03 September 2010
Lamp. : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Bantuan Dana
Kepada Yth,
Bapak/Ibu …….
Di –
Tempat
Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Salam sejahtera kami sampaikan dan semoga segala aktifitas kita dinilai ibadah di sisi Allah SWT., amiin…
Madrasah Tahfidzil Quran Al Imam 'Ashim merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam di Makassar yang sejak awal berkonsentrasi pada penyelenggaraan kegiatan penghafalan Alquran. Madrasah ini didirikan pada tahun 1999 dan keberadaanya antara lain adalah untuk menjawab kekhawatiran semakin langkanya penghafal Alquran, khususnya di Sulawesi Selatan.
Saat ini Madrasah Tahfidzil Quran Al Imam 'Ashim telah dinaungi oleh sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Al Imam 'Ashim, dibentuk pada tahun 2008 dan telah memiliki badan hukum dengan Nomor : AHU-4381.AH.01.02.Tahun 2008.
Kiprah Madrasah Tahfidzil Quran Al Imam 'Ashim sangat menggembirakan hingga akhirnya calon santri yang akan diterima harus dibatasi akibat keterbatasan sarana. Minat besar yang muncul dari masyarakat terutama generasi muda untuk "mondok" di Madrasah Tahfidzil Quran Al Imam 'Ashim, semakin mendorong kami untuk terus mengembangkan pondok pesantren ini dan Alhamdulillah, saat ini telah dirintis kampus baru untuk menopang derasnya antusiasme tersebut.
Kampus baru yang saat ini pembangunannya sedang dirintis berlokasi di Kel Bangkala Kec Manggala Kota Makassar dengan lahan hasil waqaf tanah seluas 5000 m2, dan insya Allah di atasnya akan dibangun beberapa gedung asrama, sekolah, masjid dan fasilitas lainnya. Pembangunan kampus baru tersebut tidak mudah karena membutuhkan biaya yang cukup besar. Diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp. 6.027.706.000,- (Enam Milyar Dua Puluh Tujuh Juta Tujuh Ratus Enam Ribu Rupiah).
Untuk meraih harapan di atas, kerjasama dari berbagai pihak tentu sangatlah berarti. Segala bentuk bantuan akan mendorong percepatan pembangunan kampus dimaksud. Untuk itu, dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu para dermawan kiranya berkenan memberikan bantuannya dalam rangka mewujudkan harapan kita semua, yang insya Allah pada saatnya nanti, Madrasah Tahfidzil Quran al-Imam 'Ashim menjadi salah satu asset dan icon masyarakat Sulawesi Selatan.
Untuk melengkapi informasi tentang eksistensi Yayasan dan Madrasah Tahfidzil Quran al-Imam 'Ashim, bersama ini kami lampirkan profil Yayasan, Madrasah, Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan kampus baru, dan lain-lain.
Akhirnya, kepada Allah SWT jua kita berdoa semoga segala bentuk bantuan dan kerjasama yang kita berikan menjadi amal jariyah dan bernilai ibadah di sisi-Nya, amiin….
Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Ketua Yayasan,
H. Syam Amir Yunus
Minggu, 27 Februari 2011
Kegagalan tak membuat Zainal menyerah
03.22
Muhammad Idham
No comments
Zainal Zainuddin (23 tahun) datang ke Jakarta kedua kalinya untuk mengikuti Musabaqah Tahunan Hafalan Alquran Sultan Bin Abdul Aziz Tingkat Nasional. Kegagalan dalam ajang yang sama tahun 2007 tidak mematahkan semangat pria asal Makassar ini untuk ikut berlomba.
"Dulu ikut cabang hafalan 15 juz dan gagal. Sekarang coba lagi ikut cabang hafalan 20 juz," katanya sembari tersenyum. Santri Pondok Pesantren Al Imam Ashim Makassar ini ditunjuk oleh pengasuh ponpes untuk mengikuti perlombaan yang diadakan Kantor Atase Agama Kerajaan Arab Saudi di Indonesia dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, IKADI, dan LPTQ tersebut.
Ia datang dengan dua orang rekannya sebab hanya mereka bertigalah yang lolos seleksi untuk bertanding di Jakarta. Zainal mengaku kali ini mempersiapkan diri lebih banyak dari sebelumnya.
Meskipun telah mampu menghafal 30 Juz Alquran di pondokannya, untuk cabang hafalan 20 juz ini, ia lebih sering lagi melakukan murajaah (mengulang hafalan).
Itu dia lakukan sejak surat pengumuman musabaqah sampai dt pondokan tempatnya menimba ilmu. "Persiapannya sudah sejak surat sampai, sebelum Ramadhan kemarin," katanya.
Setiap hari, ia berusaha menghafal lagi, terutama pada ayat-ayat yang terdengar mirip. Pasalnya, karena cara ujian hafalan ini para penguji menye-butkan ayat-ayat dan ia harus mampu melanjutkan atau menyebutkan nama surat dan nomor ayatnya. "Makanya yang saya rasakan hanya sulitnya berkonsentrasi karena sangat sulit membedakan ayat yang mirip," katanya.
Dari pengalaman yang pernah ia lalui, seluruh peserta dianggap rival yang kuat. "Tak ada daerah atau asal yang paling kuat, semuanya kuat. Hanya beda wawasan," kata pria berkulit putih yang sudah nyantri sejak 2005 ini. Ia manargetkan dapat meraih keberhasilan dalam musabaqah tahun ini.
Zainal menyatakan sudah senang menghafal Alquran sejak kelas 6 SD. Meskipun bukan keluarga santri, ia mengakui orang tuanya pun selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan dari kesenangannya itu.
Tekad kuat dan dukungan keluarga itulah sehingga Zainal sampai ke Jakarta untuk kedua kalinya. Ia terus berusaha menepis semua hambatan yang mungkin menjegalnya, termasuk hambatan kesehatan karena fisik yang lelah selepas perjalanan panjang.
Juga, hambatan dari diri sendiri, yaitu perasaan riya (pamer) yang sesekali muncul. "Sesekali memang ada rasa itu. Tapi, alhamdulillah selalu terkalahkan dengan bisikan agar mencegah rasa itu kembali muncul," katanya.
Sebab, dia juga meyakini sikap riya merupakan hambatan. Untuk itu, ia harus tetap konsisten pada motivasi awalnya, mencari lebih banyak pengalaman dan menguatkan hafalan.
"Dulu ikut cabang hafalan 15 juz dan gagal. Sekarang coba lagi ikut cabang hafalan 20 juz," katanya sembari tersenyum. Santri Pondok Pesantren Al Imam Ashim Makassar ini ditunjuk oleh pengasuh ponpes untuk mengikuti perlombaan yang diadakan Kantor Atase Agama Kerajaan Arab Saudi di Indonesia dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, IKADI, dan LPTQ tersebut.
Ia datang dengan dua orang rekannya sebab hanya mereka bertigalah yang lolos seleksi untuk bertanding di Jakarta. Zainal mengaku kali ini mempersiapkan diri lebih banyak dari sebelumnya.
Meskipun telah mampu menghafal 30 Juz Alquran di pondokannya, untuk cabang hafalan 20 juz ini, ia lebih sering lagi melakukan murajaah (mengulang hafalan).
Itu dia lakukan sejak surat pengumuman musabaqah sampai dt pondokan tempatnya menimba ilmu. "Persiapannya sudah sejak surat sampai, sebelum Ramadhan kemarin," katanya.
Setiap hari, ia berusaha menghafal lagi, terutama pada ayat-ayat yang terdengar mirip. Pasalnya, karena cara ujian hafalan ini para penguji menye-butkan ayat-ayat dan ia harus mampu melanjutkan atau menyebutkan nama surat dan nomor ayatnya. "Makanya yang saya rasakan hanya sulitnya berkonsentrasi karena sangat sulit membedakan ayat yang mirip," katanya.
Dari pengalaman yang pernah ia lalui, seluruh peserta dianggap rival yang kuat. "Tak ada daerah atau asal yang paling kuat, semuanya kuat. Hanya beda wawasan," kata pria berkulit putih yang sudah nyantri sejak 2005 ini. Ia manargetkan dapat meraih keberhasilan dalam musabaqah tahun ini.
Zainal menyatakan sudah senang menghafal Alquran sejak kelas 6 SD. Meskipun bukan keluarga santri, ia mengakui orang tuanya pun selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan dari kesenangannya itu.
Tekad kuat dan dukungan keluarga itulah sehingga Zainal sampai ke Jakarta untuk kedua kalinya. Ia terus berusaha menepis semua hambatan yang mungkin menjegalnya, termasuk hambatan kesehatan karena fisik yang lelah selepas perjalanan panjang.
Juga, hambatan dari diri sendiri, yaitu perasaan riya (pamer) yang sesekali muncul. "Sesekali memang ada rasa itu. Tapi, alhamdulillah selalu terkalahkan dengan bisikan agar mencegah rasa itu kembali muncul," katanya.
Sebab, dia juga meyakini sikap riya merupakan hambatan. Untuk itu, ia harus tetap konsisten pada motivasi awalnya, mencari lebih banyak pengalaman dan menguatkan hafalan.
Kaidah dan Cara menghafal Al-Qur'an
03.05
Muhammad Idham
No comments
Berikut ini adalah kaidah umum yang harus diperhatikan dan dipatuhi oleh setiap orang yang hendak menghafal Al-Qur'an :
1.Ikhlas
2.Menghafal sejak umur dini
3.Memilih waktu dan tempat untuk menghafal
4.Qiro'ah mujawwadah
5.Tidak berganti-ganti mushaf
6.Memperbaiki bacaan didahulukan dari pada menghafal
7.Menghubungkan hafalan baru dengan yang lama (amaliyah robth)
8.Mengulang hafalan (amaliyah tikror)
9.Menghafal harian
10.Menghafal secara perlahan (tidak tergesa-gesa)
11.Konsentrasi kepada ayat-ayat yang mirip
12.Mencari ustadz untuk setoran
13.Memperhatikan susunan dan letak ayat
14.Mengiringi hafalan dan bacaan dengan amal
15.Mengulang hafalan (muroja'ah)
16.Memahami ayat yang dihafal
17.Motivasi dan keinginan menghafal
18.Bedo'a dan beristi'anah kepada Allah
CARA-CARA MENGHAFAL AL-QUR'AN
Cara Pertama (Ideal)
Cara Kedua : Menghafal berdua
Cara Ketiga : Mendengarkan Kaset Murottal
Cara Keempat : Merekam Suara Sendiri
Cara Kelima : Menghafal Dengan Cara Menulis
Cara Keenam : Menghafal Satu Halaman Perbaris
Cara Ketujuh : Menghafal Menggunakan Komputer
(Diambil dari kitab Kaifa Tahfazhul Qur'an al-Karim Qowa'id Asasiyah wa Thuruq 'Amaliyah, karya Syaikh DR. Yahya bin Abdur Razzaq al-Ghautsani)(http://ltq-ibadurrahman.blogspot.com)
1.Ikhlas
2.Menghafal sejak umur dini
3.Memilih waktu dan tempat untuk menghafal
4.Qiro'ah mujawwadah
5.Tidak berganti-ganti mushaf
6.Memperbaiki bacaan didahulukan dari pada menghafal
7.Menghubungkan hafalan baru dengan yang lama (amaliyah robth)
8.Mengulang hafalan (amaliyah tikror)
9.Menghafal harian
10.Menghafal secara perlahan (tidak tergesa-gesa)
11.Konsentrasi kepada ayat-ayat yang mirip
12.Mencari ustadz untuk setoran
13.Memperhatikan susunan dan letak ayat
14.Mengiringi hafalan dan bacaan dengan amal
15.Mengulang hafalan (muroja'ah)
16.Memahami ayat yang dihafal
17.Motivasi dan keinginan menghafal
18.Bedo'a dan beristi'anah kepada Allah
CARA-CARA MENGHAFAL AL-QUR'AN
Cara Pertama (Ideal)
- Memilih mushaf standar (Qur'an pojok), yaitu mushaf yang diawali awal ayat dan diakhiri akhir ayat. Dan usahakan jangan mengganti al-Qur'an dengan al-Qur'an yang berbeda susunan atau letak ayatnya.
- Persiapan hafalan, yaitu meluruskan niat, lalu wudhu dan duduk di tempat yang nyaman.
- Usahakan memilih tempat yang tidak terlalu banyak hiasan dan assesoris.
- Duduk menghadap kiblat dengan khusyu' dan tenang
- Pemanasan (amaliyah taskhin wa tahmiyah), yaitu dimulai dengan membaca halaman al-Qur'an yang hendak dihafal dengan suara yang dapat didengar sendiri. Hal ini dilakukan selama 10 sampai 15 menit.
- Membaca awal ayat secara mujawwad dan benar tiga kali atau lebih sehingga dapat terbayangkan. Lalu pejamkan mata dan bayangkan ayat tadi kemudian baca. Apabila anda berhasil membacanya tanpa melihat dengan sempurna, jangan gembira dulu, akan tetapi anda harus mengulangnya lagi dua, tiga atau empat kali sampai hafal betul.
- Buka mata anda kembali dan bacalah ayat tadi dari mushaf untuk meyakinkan bahwa ayat yang tadi dihafal benar.
- Setelah itu pejamkan lagi mata anda dan bacalah ayat tadi untuk terakhir kalinya. Jika lancar berarti anda telah berhasil menyimpan hafalan dalam benak anda.
- Lanjutkan ke ayat berikutnya dan lakukan langkah-langkah yang sama sampai ayat terakhir dari halaman pertama.
- Amaliyah robth, yaitu menyambungkan ayat satu ke ayat berikutnya secara cepat. Dengan demikian cara pertama ini terdiri dari lima langkah: Tahyi'ah (persiapan), Taskhin (pemanasan), Tarkiz (pemfokusan), Tikror (pengulangan) dan robth. Insya Allah cara ini akan menghasilkan hafalan yang kuat dengan cara ideal
Cara Kedua : Menghafal berdua
- Pilih teman yang baik yang punya kepentingan sama, lalu membuat kesepakatan dan janji untuk mencari tempat dan waktu (afdholnya ba'da subuh atau ba'da maghrib) setiap hari.
- Keduanya membuka mushafnya masing-masing. Lalu salah satunya membaca satu ayat dengan benar, dan yang satunya menyimaknya dengan baik. Kemudian ayat tadi dibaca ulang oleh orang yang kedua dan disimak oleh orang yang pertama. Setelah itu orang yang pertama mengulang ayat tadi dengan tidak melihat mushaf dan setelahnya dibaca ulang oleh orang yang kedua dengan tidak melihat mushaf.
- Setelah ayat pertama dapat dihafal dengan baik, pindahlah kepada ayat yang kedua, dan lakukan cara-cara tadi sampai akhir halaman.
- Lakukan amaliyah robth seperti dalam cara pertama sampai anda merasa hafal betul satu halaman tersebut.
- Amaliyah ikhtibar (ujian), yaitu dengan cara saling menguji, yang satu jadi ustadz (penguji) dan satunya jadi murid (yang diuji) secara bergiliran. Masing-masing mencatat kesalahan bacaan yang diujinya.
Cara Ketiga : Mendengarkan Kaset Murottal
- Beli kaset murottal 30 juz seorang qori' yang bagus seperti Syekh Al-Hushori dan Syekh Al-Mansyawi.
- Masukkan kaset pertama ke dalam tape recorder dan dengarkanlah dari awal sampai akhir.
- Ulang kembali untuk yang kedua kalinya.
- Ulang kembali untuk yang ketiga kalinya.
- Ulang kembali untuk yang keempat kalinya
- Putar kaset untuk ayat pertama, lalu dengarkan dan ikuti bacaan tersebut. Apabila selesai ayat pertama, hentikan kaset lalu ulanglah ayat tersebut oleh anda. Apabila salah usahakan untuk mengingatnya, dan apabila benar ulangilah kembali sebanyak tiga kali sampai dhobit.
- Kemudian pindah ke ayat berikutnya (kedua sampai ayat terakhir) dan lakukanlah cara-cara yang sama.
- Dan yang terakhir lakukanlah amaliyah robth.
Cara Keempat : Merekam Suara Sendiri
- Siapkan kaset kosong berikut tape recordernya
- Cari tempat yang tenang, lalu bacalah ayat-ayat yang hendak anda hafal secara mujawwad dan murottal.
- Tidak apa-apa anda merekam satu ayat berkali-kali.
- Dengarkan hasil rekaman suara anda sambil mengikutinya ayat per-ayat, di mobil, di rumah, di taman atau di tempat kerja.
- Usahakan di dalam membaca, menirukan bacaan para syekh qurro'.
- Setelah anda mampu menghafalnya. Ujilah hafalan anda dengan cara merekam hafalan anda. Lalu cocokkan dengan mushaf.
- Simpanlah kaset-kaset rekaman anda tersebut.
Cara Kelima : Menghafal Dengan Cara Menulis
- Bacalah lima ayat atau lebih dengan baik dan benar lalu hafalkanlah lima ayat tersebut sampai dhobit.
- Tulislah lima ayat yang sudah dihafal tersebut di atas papan tulis tanpa melihat mushaf.
- Cocokkan tulisan anda dengan tulisan yang ada di dalam mushaf.
Cara Keenam : Menghafal Satu Halaman Perbaris
- Bukalah halaman mushaf yang hendak anda hafal.
- Siapkan kertas kosong
- Tutup semua halaman tersebut kecuali ayat pertama saja yang terbuka.
- Bacalah ayat yang tidak tertutup kertas tersebut sampai anda dapat menghafalnya dengan baik.
- Kemudian geser kertas kosong tersebut ke bawah sehingga ayat kedua nampak, lalu baca ayat tersebut dengan baik sampai anda dapat menghafalnya.
- Lakukan hal yang sama pada ayat berikutnya sampai akhir halaman.
- Lakukan amaliyah robth. Pada halaman berikutnya juga anda lakukan cara yang sama.
Cara Ketujuh : Menghafal Menggunakan Komputer
- Siapkan computer dan CD Al-Qur'an digital
- Buka halaman yang hendak anda hafalkan, lalu mulailah hafalan.
- Setelah hafal satu ayat, tulislah ayat tersebut di atas layar computer, lalu cocokkan dengan mushhaf.
(Diambil dari kitab Kaifa Tahfazhul Qur'an al-Karim Qowa'id Asasiyah wa Thuruq 'Amaliyah, karya Syaikh DR. Yahya bin Abdur Razzaq al-Ghautsani)(http://ltq-ibadurrahman.blogspot.com)